Ini salah satu buku yang bisa menyedot imajinasi saya di setiap lembarnya, bahkan buku Harry Potter aja kalah. Ya, saya bisa begitu hanyut terbawa dalam dunia “Dee”. Pernah suatu kali, saya baca buku ini di bus menuju kantor, saking tenggelamnya dalam “Lara Lana”, saya hampir lupa turun di halte kantor saya, dan begitu nyampe di depan komputer saya langsung menuntaskan rasa penasaran saya dengan keterkejutan bahwa Lana adalah seorang lelaki yang mencintai teman lelakinya.
Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerita dan prosa seorang Dee yang ditulis dengan sangat peka, jujur, cerdas dan segar. Saat membaca satu persatu ceritanya, terasa sekali Dee menuangkan setiap ceritanya dengan sangat spontan dan orisinil. Seperti sebuah foto yang bisa ”menghentikan waktu” pada sebuah momen, begitu juga dengan cerita-cerita Dee. Setiap cerita berjalan pada waktunya, sehingga membacanya seperti kita melewati lorong waktu dan merasakan ”hadir” pada saat cerita berlangsung.
Rasanya tak salah jika Dee memilih cerita Filosofi Kopi menjadi judul buku kumpulan prosanya, bukan hanya karena cerita ini yang paling ”hidup” dari semua cerita dan prosa yang lain, tapi juga cerita dan prosa yang lain juga cukup ringan untuk dinikmati sembari minum kopi.
0 comments:
Post a Comment