Saya mo berbagi cerita tentang "pengalaman yang berharga" yang saya alami sejak awal bulan Desember ini. Saya sebut sebagai "pengalaman yang berharga" bukannya pengalaman buruk karena saya percaya, selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Cerita kali ini tentang Kehilangan dan Sakit....
Tanggal 2 Desember 2011, jam 7 pagi, seperti biasanya saya sedang bersiap-siap hendak berangkat kerja. Hari itu saya memilih pakaian yang kasual yaitu t-shirt baby doll warna kuning dan jilbab warna senada. Karena jilbab saya terlihat kusut, saya keluar dari kamar menuju ke ruang setrikaan untuk menyetrika jilbab. Kebiasaan saya, kalo keluar kamar jarang menutup pintu, hanya dirapatkan sedikit saja karena merasa aman dan percaya dengan teman-teman penghuni barak yang lain. Toh, selama ini saya gak pernah bermasalah dengan teman sebarak. Saat meninggalkan kamar, pintu keluar barak yang dekat kamar saya dalam kondisi terkunci dan digerendel dari dalam, sehingga saya tidak khawatir meninggalkan BB saya yang sedang dicharge dicolokan listrik samping pintu kamar.
Saat sedang menyetrika, saya mendengar orang berjalan cepat dari arah dapur menuju pintu keluar barak yang dekat kamar saya. Saya sempat menoleh 2 kali tapi tidak melihat orangnya. Saya pikir paling teman penghuni yang lain atau roomgirl. Saat saya berjalan dari ruang setrika menuju kamar, saya melihat sesosok wanita berjilbab keluar dengan terburu-buru dari pintu barak yang dekat kamar saya. Saya hanya melihat punggung belakangnya saja. Saya sempat mengira itu Ike tapi begitu saya sampai di kamar, Ike yang kamarnya pas di depan kamar saya ternyata masih didalam kamar. Sambil mengenakan jilbab saya terus bertanya-tanya dalam hati siapa gerangan wanita yang saya lihat tadi.
Selesai mengenakan jilbab, saya baru sadar BB saya sudah tidak ada lagi, tinnggal chargernya aja yang masih diposisinya. Saya langsung minta tolong Ike dan Rossi untuk miskol ke nomor BB saya tapi ternyata sudah tidak aktif lagi. Kami langsung menghubungi pihak security barak dan camp office. Tapi saya sangat kecewa dengan pihak-pihak terkait tersebut karena lambannya respon dari security dan camp office. Sejak awal saya memang tidak berharap banyak BB saya akan kembali tapi yang paling penting adalah pelakunya tertangkap agar membuat efek jera bagi pengutil ataupun orang yang memang berniat maling didalam wilayah barak.
BB Gemini 9300, yang hilang digondol maling |
Kehilangan yang kedua terjadi seminggu kemudian, tanggal 9 Desember 2011. Sesuai rencana yang udah kami susun beberapa bulan sebelumnya, saya dan Ike akan berangkat cuti ke Bandung karena ada nikahan adiknya di Cimahi tanggal 11 Desember 2011. Tiket Garuda promo jam 7 malam udah di tangan, tiket casa jam 4.20 juga udah confirm ok.
Sekitar 15 menit menjelang jam istirahat siang, saya mendengar Pak Pratik menerima telpon dan menyebut-nyebut pesawat rusak. Saya sama sekali gak kepikiran kalo itu adalah pesawat casa karena biasanya kalo casa rusak pasti ada info via e-mail. Hingga 15 menit kemudian, saat menunggu mobil untuk keluar makan siang ladies lunch supply, tiba-tiba Ike telpon ngasih tau kalo casa rusak dan kami harus berangkat lewat jalan darat saat itu juga agar bisa ngejar pesawat kami jam 7 malam.
Hari itu adalah hari Jumat. Tidak mudah bagi saya, Ike dan mas Sesha untuk mendapatkan mobil rental, karena orang-orang yang kami telpon sedang sholat Jumat dan yang lainnya bilang mobilnya udah fully booked. Akhirnya menjelang jam 1 siang kami dapat kepastian rental mobil. Ternyata mobilnya tidak seperti yang kami harapkan dan datangnya juga telat, tapi karena gak ada pilihan lain akhirnya kami berangkat juga.
Terus terang saat itu saya dan Ike panik dan cemas takut gak keburu pesawatnya. Akhirnya kami memutuskan untuk beli tiket baru yang berangkat sabtu pagi, karena khawatir mobilnya gak bisa nyampe ontime walopun Garudanya direschedule ke penerbangan terakhir jam 9 malam. Dan hilanglah tiket Garuda kami karena tiket promo gak bisa di-refund....
*****
Selama berada dirumah Ike dan bertemu dengan kerabat, teman dan tetangganya, terus terang saya jadi kangeeen sekali dengan kampung halaman, sodara kerabat dan tentu saja keluarga. Saya jadi sering mengingat-ingat saat-saat kami masih kumpul rame seperti yang saya lihat di rumah Ike. Saya pengeeeen banget bisa merasakan kembali kehangatan orangtua dan anak seperti Ike dan orangtuanya. Mungkin karena pikiran dan perasaan saya lagi melow, ditambah lagi kecapekan dijalan dan perubahan cuaca di Bandung, 2 hari sebelum saya pulang saya demam tinggi dan radang tenggorokan. Rencana jalan-jalan yang udah direncanakan pun gagal karena saya hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Sakit itu rasanya gak enak banget....Apalagi ampe ngerepotin orang lain. Badan panas tinggi tapi saya menggigil kedinginan, tenggorokan rasanya sakit banget ampe susah tidur dan gak enak makan-minum. Beruntung saya sempat dirawat sama mamanya Ike, dikompres dan dipijet ama mama ampe saya tertidur. Besoknya saya diterapi chiropractic oleh Teh Uci. Keluarga Ike sangat baik selama saya disana dan saya sakit juga dirawat dengan baik. Bahkan pas pulang tanggal 14 Desember 2011 saya diantar dari Cimahi ampe bandara Soekarno Hatta, karena mereka masih khawatir dengan kondisi saya yang masih lemah dan sakit kepala. Nyampe di Sangatta pun demam dan radang tenggorokan saya masih kambuhan sehingga saya memutuskan untuk memperpanjang cuti hingga Jumat agar bisa istirahat total untuk memulihkan kondisi tubuh saya.
Pengalaman kehilangan dan sakit ini membuat saya berhenti sejenak dan mengingat-ingat kembali, teguran apakah ini sehingga saya diuji sedemikian oleh-Nya ? Saya jadi teringat obrolan dengan mba Heni beberapa waktu lalu, mengenai Nazar, bahwa jika kita bernazar maka harus ditunaikan. Saya jadi teringat bahwa saya memang pernah bernazar akan sesuatu dan nazar tersebut belum saya tunaikan. Mungkin inilah teguran dari-Nya, agar saya tidak lupa untuk menunaikan nazar saya. Apakah nazar itu ? Nanti saya cerita di lain kesempatan ya, setelah nazar tersebut saya tunaikan :-)
0 comments:
Post a Comment